Juni 10, 2014

Sudah satu minggu
Masih ku ingat di sela-sela doaku,
kau datang...
Kakiku gemetar, sendiku pun linu-linu
Rasanya aku tak sanggup beranjak pergi dari depan altar itu

Kini tiba saatnya untuk membuka kotak
Merah, usang dan sedikit peyok di sudutnya
Aku sama sekali tidak merubahnya
Itu semua apa adanya,
persis seperti itu, sama seperti saat April 4 tahun lalu...

Kita duduk berhadapan,
tanpa berani menatap lama-lama.
Bercerita tanpa tau malu,
dan saat itu pun aku menelanjangi harum aroma tubuhmu
Mungkin bukan parfume mahal,
tapi aku suka...

Sesekali kita terdiam,
hela nafas yang kudengar, 
mungkin karena kamu tidak menghendaki hari itu
tapi maafkan aku,
aku bahagia dengan hari itu

Singkat cerita, kau tau semua
Kau tertawa dan berkata,
"Aku tidak tau harus berkata apa?"

Terlalu naif jika aku mengatakan,
aku tak mengharapkanmu
Tapi akan terdengar sangat egois,
jika aku tak ingin kehilanganmu

Iya, aku takut kehilangan kamu.
Kamu yang aku jatuh cinta-i

Maafkan aku atas perasaan ini.
Tuhan yang menciptakannya,
jangan salahkan aku.

Mei 29, 2014

Dadaku sesak, sakit
Nyeri sekali di dalam sini
Otakku tak bisa berfikir
Hatiku mendadak buta dan tuli
Ini bukan masalah1, 2, atau 3 kali
Namun mengapa terus kau ulangi?

Aku ingin merangkak menuju kasurmu
Tidur berbantal lenganmu
Khas bau ketiakmu
yang kadang rambutku terkena liurmu

Aku ingin bercermin sambil merontokkan helai demi helai rambutku
Lalu mendengar marahmu
Kemudian tertawa dan maaf balasku untukmu

Ah...

Sajak yang Tak Tersampaikan.

Aku sudah jatuh berkali-kali
Aku juga sudah merasakan sakit dan perih
Bahkan aku sudah pernah terhempas dan terjatuh
Hingga aku mangais-ngais demi untuk terus melangkah
Aku sudah rusak
Aku tak lagi berdaya
Entah apa yang bisa ku lakukan
Ketika kau tak... Ah
Bodoh rasanya
Bodoh sekali
Tapi,
Apakah di dalam cinta itu mengenal kebodohan?
Apakah di dalam rasa ketulusan itu mementingkan imbalan?
Apakah iya seperti itu?
Aku sungguh tulus dan tak mengaharap akan hadiah
Sepucuk bunga, segenggam emas, atau mungkin sebuah mobil mewah
Tidak, terimakasih.
Aku ingin menagis
Teriak sampai tenggorokanku retak dan pecah
Tulangku remuk
Nadiku hancur
Hidupku...
Sekarang?
Bagaimana bisa aku hidup saat tak lagi ada kamu?

Tulus ku kau buang percuma..
Aku sungguh minta maaf.


Yogyakarta, 26 Mei 2014.

Desember 21, 2012

Selalu pengen jadi tokoh-tokoh kartun yang ada di dalam gambar-gambar. Sepertinya hidup mereka damai, aman, sejahtera, bahagia lahir batin dan tentunya jauh dari kata galau hahaha. Gak percaya? Coba cek...


Sebenernya raut mukanya agak galau sih, tapi tetep cute kok. Dan siapa sih yang gak suka tinggal di tempat yang indah kaya gitu? Pasti hidup cewek ini bahagia hahahaha

Yang ini... Hmm.. Itu muka seneng apa sedih ya? Atau lagi nahan boker? Hahahahaha. Tapi dia lagi bawa kincir angin dan main di taman, jadi kita simpulkan aja kalo dia lagi bahagia yaaaaa! Hahahahah

Kalau ini muka-muka orang jomblo. Lihat aja, mukanya kaya nunggu pangeran jatuh dari surga hahahahahaha. Tapi kenapa dia bisa masuk dalam kategori "bahagia"? Karena aku suka gambarnya, gak peduli mau mukanya cemberut atau senyum, yang penting gambarnya bagus hahahaahahahah

Lihat gambar ini jadi keinget Kinkin. Dan aku suka banget sama gambar ini! <3

Kalau gambar ini bikin keinget sama siapa yaaaaa? Emmm..... :">


Tapi sebenarnya,
 
sebagus apapun latar hidup kita, semenarik apapun background kisah kita, itu semua gak ada artinya kalau kita gak bisa menikmati itu semua sebagai diri kita sendiri.
Karena dengan kita menjadi orang lain, kita akan kehilangan banyak momen yang seharusnya bisa kita nikmati bersama diri kita.